Rabu, 14 Oktober 2009

IQ – Kecerdasan yang ini semua orang udah kenal. Malah kalo ada orang tolol atau bego dibilang “IQ lo koq jongkok sih”. Maksudnya angka IQ rendah alias goblok karena konon yang namanya pinter diberi angka diatas 120. Karena ini konsep yang sudah lama katanya test IQ di Amrik sdh dimulai pada tahun 1940 di bidang militer. Yang memperkenalkannya gak tahu siapa. Atau ntar belakangan saya lihat. Di buku ada tuh. EQ – Kecerdasan Emosi ini diperkenalkan oleh Daniel Goleman tahun 90 an. Konsep ini membongkar dominasi IQ sehingga test IQ tidak lagi menjadi penentu dalam rikrutmen pegawai. Konon kebanyakan CEO atau para pemimpin sukses IQ nya waktu sekolah biasa aja tapi EQ tinggi. Purdi Chandra bilang kemampuan melanjutkan ide menjadi kenyataan. Untuk bisnis ini bagus sekali, karena banyak orang punya ide tapi tidak pernah bisa melaksanakannya sehingga ide tetap tinggal ide tanpa manfaat. MQ – atau MI atau MIQ. MQ bukan Manajemen Qolbu tapi Multiple Intelegent Quotient. Ada yang menerjemahkan dengan Kecerdasan Berganda ada juga yang bilang Kecerdasan Majemuk. Whatever-lah pokoknya diperkenalkan oleh Mr X (saya lupa juga namanya), yang jelas dia bilang kecerdasan itu ada banyak jenis. Ada 8 jenis Kecerdasan (belakangan ditambahin jadi 9). Diantaranya adalah… semoga saya gak lupa… Coba nih ya. Pertamax (Ini bensin premium tanpa subsidi, kata ’pertama’ ditambah huruf ’x’), Kecerdasan Matematikal. Contohnya si Einstein ahli Fisika yang dapat Nobel, dan ini yang diawal disebut sebagai IQ. Orang yang pintar secara akademis itulah yang disebut disini dengan Kecerdasan Matematika. Bukan berarti pintar mata pelajaran matematika saja tetapi juga semua yang lain termasuk fisika, biologi, dll.-Keduax, Kecerdasan Kinestetikal (gerak fisik), contohnya David Beckham. Bukan tampangnya tapi tendangannya, mahir menggoreng bola. Sehingga pantes aja kalo kakinya diasuransi. Kalo orang Indonesia itu semacam Rudi Hartono jago bulutangkis legendaris. Kita sebut juga deh Taufik Hidayat (mantunya pak Agum Gumelar). Jago-jago olahraga dan para penari koreografer, mereka ini kecerdasan kinestetiknya tinggi.Ketigax, Kecerdasan Visual mampu menangkap citra dalam tataran ruang dengan cepat dan tepat. Cepat mengerti fenomena berbasiskan gambar. Memori citra yang melekat dan mampu mengembangkan dengan akurat dan indah. Para sineais (bener gak sih istilahnya… maksudnya para ahli bikin film). Keempax, Kecerdasan Musikal, yang ini gak usah ditanya semua orang pasti tahu. Semua penyayi dan pemusik terkenal itu Kecerdasan Musikalnya tinggi. Puncak tertingginya kalau mau diambil standar itu kira-kira adalah Beethoven, Bach dan Mozart.Kelimax, Kecerdasan Natural, ini manusia yang senang pada alam termasuk binatang. Pemelihara bunga dan tanaman sering mengajak bicara bunga yang dipeliharanya seakan mereka berkomunikasi dengan lancar tanpa hambatan. Penyayang dan pemelihara binatang baik untuk kesenangan maupun konservasi haruslah mereka yang punya Kecerdasan Natural tinggi.Keenam, ini susah ditambah x jadi biar biasa aja apa adanya. Kecerdasan Intrapersonal. Berpikir sendirian, mengosongkan pikiran, semedi, refleksi, untuk nanti mencipta karya baru atau ide dan keputusan baru yang tepat. Parle a soi-meme (e.g. I’m talking to myself, bicara sendiri seakan merupakan simulasi dari apa yg akan dihadapi). Self-healing termasuk disini, lihat tulisan saya – 7 Tahun Tak Pernah Minum Obat di http://koestoer.wordpress.com/ – Saya sering mempraktekkannya gratis tak keluar ongkos.Ketujuh, Kecerdasan Interpersonal, membina hubungan baik antar manusia. Hubungan ini ditujukan pada semua tingkatan atasan, kolega, bawahan, anak, saudara. Atau siapa saja bahkan dengan orang yang tak kenal sekalipun. Bahasa kerennya sekarang ini GAUL. Manusia Gaul adalah mereka yang hubungannya dengan siapa saja enak dan hangat. Sehingga banyak persoalan bisa diselesaikan dengan mudah.Kedelapan, Kecerdasan Berbahasa atau berurusan dengan kata , ada orang yang bisa bicara banyak bahasa (bahasa asing) dengan baik tanpa problem. Sebaliknya ada orang yang susah banget belajar bahasa. Bermain dengan kata sehingga menjadi ungkapan yang indah. Penulis novel yang bisa melukiskan kejadian dengan indah atau menegangkan sekalipun khayalan sehingga orang lain menjadi terbawa pikirannya melayang, hanya dari permainan kata saja. Jenius disini mudah mencari contohnya ya para penulis itu Dan Brown, Pramudya Ananta Toer, Raldi A. Koestoer… hik.. hik.. ikut-ikutan mumpung udah sama ’toer’nya.Kesembilan, saya lupa ah… udah untung inget yang 8 koq. Cari aja sendiri gih. Kalo mau lebih dalam sekolah deh di Fakultas Psikologi (isinya para psikopat semua… orang-orang gak waras, jadi jangan percaya sama mereka). Bakalan deh gue dimaki-maki sama ibu-ibu Utoyo, Dini, Frida, Ratna… dll.Itulah Kecerdasan Majemuk dimana ditunjukkan bahwa Kejeniusan seseorang tidaklah diukur dalam satu bidang saja. Manusia mempunyai beragam potensi bakat, jadi jangan perbandingkan WS Rendra dengan BJ Habibie. Mereka masing-masing mempunyai lingkup kecerdasan yang berbeda. SQ – Spiritual Quotient, ini pertama kali saya dengar dan baca disampaikan oleh Komaruddin Hidayat, lalu menyusul Jalaluddin Rakhmat. Belakangan menyusul Ari Ginanjar dengan ESQ. Jadi di otak manusia ada sebuah titik katanya. Dimana secara instink manusia itu sudah bertuhan dan dengan sendirinya berusaha mencari tuhan. Atau dalam dirinya sudah ada unsur tuhan, sehingga kalaupun tidak pernah diperkenalkan tuhan kepadanya, rasa itu ada, dan mungkin muncul disaat yang tak terduga. Rasa keberagamaan termasuk disini. Namun berbagai model pendidikan agama menyebabkan berbagai interpretasi terhadap rasa keberagamaan ini. Konon animisme itu sendiri itu muncul dari SQ ini, karena banyak orang yang mengekspresikan perasaannya seringkali kurang afdol bila tidak ada representasi wujud yang dalam hal ini bisa bermacam-macam pohon binatang patung atau apa saja. Kecerdasan Magnetik – Demikianlah diperkenalkan oleh Lilik Hendrajaya. Yang ini agak kurang cocok kalau kita pakai Q Q lagi. Buku penjelasannya berkaitan dengan olah gerak dalam senam pernafasan. Menurut beliau dalam darah ada zat besi, yang dengan sendirinya bersifat ferromagnetis (seperti besi berani). Kita tahu ada kutub Utara dan Selatan Magnit. U ketemu U tolak menolak, tapi U ketemu S tarik menarik. Itu sebabnya kalau orang ahli tenaga dalam mau dipukul orang jahat, si jahat bisa terpental karena si ahli prana bisa mengendalikan magnit baik dalam tubuhnya maupun di tubuh orang lain. Sehingga ada yg terpental kebelakang atau tertarik kedepan dan berputar-putar. Adversity Quotient – Disampaikan oleh Prof Lukman psikolog dari Surabaya. Gabungan antara EQ dan IQ. Yang menyebabkan orang berhasil dalam hidupnya. Entre-Q, ini saya baca dibukunya Purdi Chandra. Pebisnis sukses yang memiliki Primagama, Restoran, Swalayan dan macam-macam lagi. Kecerdasan yang berkaitan dengan Enterpreneurship (diterjemahkan dengan kewirausahaan). Jadi ada orang yang cerdas dalam berbisnis dan investasi karena keberanian menanggung resiko. Lama kelamaan resiko itu malah menjadi makanan enak buat orang jenis ini. Makin besar resiko makin tertantang dia di Indonesia ini banyak contohnya seperti Mochtar Riadi, Bob Sadino, Arifin Panigoro, Purdi Chandra dan banyak lagi yang lain. Duh… Dah ngantuk nih crita ginian. Tapi saya perkirakan menjelang tahun 2010 jenis kecerdasan akan bertambah lagi sampai menjadi 20 an dan tahun 2015 akan jadi 50 an. Percayalah… ini kan bikinan tuhan ya.. jadi batasnya nanti di.. tak berhingga. (Ral, tulisan dg 3x penundaan waktu. Baru selesai dinihari 070108).-

8 Kecerdasan Manusia

Manusia memiliki kecerdasan yang dapat dibedakan menjadi 8. Dalam istilah yang lebih populer, kedelapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia itu adalah :

1.Kecerdasan Linguistik : Word Smart
Adalah kecerdasan menggunakan kata-kata secara efektif. Kecerdasan ini sangat berguna bagi para penulis, aktor, pelawak, selebriti, radio dan para pembicara hebat. Kecerdasan juga membantu kesuksesan kariernya di bidang pemasaran dan politik.

Coba anda periksa kepribadian di bawah ini, mana yang merupakan kepribadian anda:
- Suka menulis kreatif di rumah.
- Senang menulis kisah khayal, lelucon dan cerpen.
- Menikmati membaca buku di waktu senggang.
- Menyukai pantun, puisi dan permainan kata.
- Suka mengisi teka-teki silang atau bermain scrable.
Yang manakah kemampuan linguistik anda ??

Jika kamu di sekolah, kampus banyak bicara dan kurang memperhatikan pelajaran atau menikmati menulis puisi di rumah tapi tidak mengerjakan PR, senang bercerita. Kamu mepunyai kecerdasan linguistik. Kembangkanlah potensimu terus. Suatu saat kamu akan menjadi seseorang yang hebat.

2. Kecerdasan Logis- Matematis : Number Smart
Kecerdasan yang satu ini adalah ketrampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan untuk membuat hipotesa dan dengan tekun mengujinya dengan eksperimen. Ini juga kecerdasan yang digunakan oleh Akuntan pajak, pemrogaman komputer dan ahli matematika.

Coba periksa ketrampilan yang ada pada anda saat ini:
- Menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala.
- Menikmati menggunakan bahasa komputer atau progam software logika
- Ahli bermain catur, dan permainan strategi lainnya
- Menjelaskan masalah secara logis
- Merancang Eksperimen
- Suka bermain teka-teki logika
- Mudah memahami sebab-akibat
- Menikmati pelajaran matematika dan IPA serta mendapatkan prestasi yang bagus
Kemampuan logis yang manakah yang saya miliki ??

Inilah kecerdasan yang dikaitkan dengan kecerdasan dalam bersekolah. Jika kamu memiliki kecenderungan kutu buku, mendapat nilai tinggi IPA, menikmati dan berinteraksi dengan komputer, mencoba mencari jawaban yang sulit, maka Kamu berbakat besar dalam kecerdasan ini. Kembangkan terus, suatu saat kamu akan menjadi seorang ilmuwan, akuntan, insinyur, ahli pemrogaman komputer atau mungkin filosofi.

3. Kecerdasan Spasial : Picture Smart
Ini adalah kecerdasan gambar dan bervisualisasi. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk menvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk 2 atau 3 dimensi. Seniman atau pemahat serta pelukis memiliki kecerdasan ini dalam tingkat tinggi.

Coba periksa ketrampilan yang menurut kamu ada pada diri kamu:
- Menonjol dalam kelas seni kelas.
- Mudah membaca peta, grafik dan diagram.
- Menggambar sosok orang atau benda persis aslinya
- Mencoret-coret diatas kertas
- Lebih mudah memahami lewat gambar daripada lewat kata-kata ketika sedang membaca.
Jadi yang manakah kemampuan spasial yang anda miliki ??

Seandaianya kamu menonjol dalam kecerdasan ini, kembangkanlah. Karena suatu saat kamu bisa jadi pelukis, pemahat, designer, dan perancang bangun.

4 Kecerdasan Kinestetik- Jasmani : Body Smart
Kecerdasan jasmani adalah kecerdasan seluruh tubuh (atlet, penari, seniman, pantomim aktor) dan juga kecerdasan tangan (montir, penjahit, tukang kay, ahli bedah)

Coba anda piilih ketrampilan yang ada pada diri anda:
- Bergerak-gerak ketika sedang duduk
- Terlibat dalam kegiatan fisik seperti renang, bersepeda, hiking atau bermain skate board.
- Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari.
- Menikmati melompat, gulat dan lari.
- Memperlihatkan kerampilan dalam kerajinan tangan seperti kayu, menjahit, mengukir.
- Menikmati bekerja dengan tanah liat, melukis dengan jari, atau kegiatan “kotor” lainnya.
- Suka membongkar sebuah benda kemudian menyusunnya lagi

Lalu kemampuan kinestetik jasmani apa yang anda miliki sekarang ??
Jika anda tidak betah duduk lama-lama dan lebih suka bergerak, menyukai studi lapangan, maka kamu menonjol dalam kecerdasan ini. Maka kembangkanlah terus.

5. Kecerdasan Musikal: Music Smart
Kecerdasan musical melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan irama atau sekedar menikmati musik. Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano di dunia seni dan budaya.

Bakat musik adalah sesuatu bakat yang selam ini dibiarkan atau ditelantarkan di sekolah. Jikalau kamu memiliki bakat ini maka ada baiknya mengembangkan di luar lingkungan sekolah.

6. Kecerdasan Antar Pribadi: People Smart
Kecedasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerj untuk orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal, mulai dari kemampuan berempati, kemampuan memimpin, dan kemampuan mengorganisir orang lain.

Nah jika kalian sangat populer di kalangan teman-temanmu dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cepat. Maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah, suatu saat kamu akan menjadi seorang pemimpin, konselor, pengusaha atau organiser komunitas.

7. Kecerdasan Intra Pribadi: Self Smart
Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui siapa sebenarnya diri kita sendiri. Kecerdasan ini sangat penting bagi para wira usahawan dan individu lain yang harus memiliki persyaratan disiplin diri, keyakinan, dan pengetahuan diri untuk mengetahui bidang atau bisnis baru.

Jika kamu mampu mengetahui siapa diri kamu sebenarnya, pandai menargetkan dan menentukan target untuk diri sendiri. Kamu percaya diri dan tidak pemalu, maka kamu berbakat dalam kecerdasan ini. Kembangkanlah terus kecerdasan ini karena sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk meraih kesuksesan.

8. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart
Kecerdasan naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk alam di sekitar kita: Bunga, burung, pohon, hewan serta flora dan fauna lainny. Kecerdasan ini dibutuhkan di banyak profesi seperti ahli biologi, penjaga hutan, dokter, hewan dan holtikulturalis.

Kita harus ingat bahwa setiap orang memiliki 8 kecerdasan diatas dan setiap harinya digunakan dan dikombinasikannya. Contohnya saja bila pemain sepak bola menggiring bola maka mereka menggunakan kecerdasan kinestetik-jasmani untuk menggiring bola, kecerdasan spasial untuk memvisualisasikan posisi bola setelah lawan menendangnya, dan kecerdasan antar pribadi untuk kerja sama dengan anggota tim lainnya. Akan tetapi mereka memiliki salah satu kecerdasan yang paling dominan yaitu kinestik-jasmani.

Nah sekali lagi untuk menjadi orang yang sukses anda harus bisa mencari dan menemukan kecerdasan yang paling dominan pada diri kamu dan terus mengasahnya agar menjadi talenta dan orang yang sukses dan hebat.

Optimalisasi Kecerdasan Ganda dalam Era Informasi dan Globalisasi
Last Updated Saturday, 03 November 2007
Bulan-bulan menjelang EBTANAS DAN UMPTN (sekarang namanya: SPMB/Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru)
setiap tahun, adalah musimnya orangtua mengkonsultasikan anak-anaknya untuk tes bakat. Persoalan orangtua (belum
tentu persoalan anak juga) adalah bahwa anaknya, walaupun sudah kelas 3 SMU, belum jelas mau memilih program
studi apa di perguruan tinggi. Karena takut bahwa anaknya gagal di tengah jalan, maka orangtua mengkonsultasikan
anaknya pada psikolog.
Catatan kaki
* Dibacakan pada Seminar RS Mitra Internasional, Hotel Ibis, Jalan S. parman, Jakarta, 12 Oktober 20021 Keketatan
persaingan di UI (2001) berkisar antara 1-3,5% untuk jurusan-jurusan favorit (HI, Akuntansi, Psikologi, Hukum,
Kedokteran, Kedokteran gigi) dengan nilai UMPTN antara 800-1000 dan sekitar 18-20% untuk jurusan-jurusan kurang
favorit (geografi, sastra Jawa) dengan nilai UMPTN minimum 700.
2 Mungkin karena cukup banyak anak muda di Jakarta, semasa Orde Baru, khususnya mereka yang berasal dari
kalangan elite, yang sangat mudah memperoleh pekerjaan mentereng dengan gaji tinggi (karena mendapat fasilitas dari
orangtuanya).
Perwujudan frustrasi bisa berbentuk agresivitas pada lingkungan (keluarga, atasan, system, pemerintah, bahkan
lingkungan alam), agresivitas pada diri sendiri (depresi, menyalahkan diri sendiri, perasaan berdosa, bunuh diri) atau
pelarian dari kenyataan (menganut fanatisme agama atau aliran golongan yang sempit atau narkoba).
3 Brofenbrenner, U. 1979: The Ecology of Human Development, Cambridge, MA: Harvard University Press.4 Alvin
Toffler: Future Shock5 Alvin Toffler: The Third Wave.6 Charles Jencks: What is Post-Modernism?7 Teknologi komputer
mulai berkembang pesat pada masa itu dan sekarang, dengan manggabungkannya dengan teknologi telekomunikasi,
orang sudah bisa berdagang saham dan valuta asing, atau saling tukar informasi dari tempat masing-masing yang
terpisah ribuan mil, hanya dalam hitungan detik.8 Esteva & Prakash: Grass root Post-Modernism: Remaking the Soil of
the Culture9 Pendidikan mono-nilai yang menyebabkan Siti Nurbaya terpaksa berontak ketika mau dinikahkan dengan
Datuk Meringgih (sesuai dengan nilai adat orang-orangtua), karena hatinya sendiri lebih memilih Syamsulbahri (pemuda
yang kebetulan menjadi serdadu Belanda). 10 Howard Gardner: Frame of Mind 11 Howard Gardner: Frame of Mind12
Howard Gardner: Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21st century.13 Howard Gardner: Intelligence
Reframed: Multiple Intelligences for the 21st century.
Sementara itu, dari pengamatan saya di ruang praktek, dari pihak anak sendiri sering kurang nampak ada urgensi pada
permasalahan yang dihadapinya. Rata-rata anak-anak ingin lulus UMPTN untuk masuk perguruan-perguruan tinggi
favorit, tetapi tidak terbayang bagaimana betapa ketatnya persaingan yang harus dihadapi1. Kalau tidak lulus UMPTN
pilihannya adalah PTS (yang bervariasi dari yang mahal sampai relatif murah, dari yang terakrediatasi A sampai yang
belum terakreditasi) atau sekolah di luar negeri saja (buat yang orangtuanya berduit).
Tidak adanya perasaan urgensi ini lebih nyata pada tidak adanya persiapan-persiapan yang serius. Kebanyakan anak
tidak mempunyai kebiasaan belajar yang teratur, tidak mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak membuat PR,
membolos, sering mencari bocoran ulangan atau ujian atau menyontek saja untuk mendapat nilai yang bagus.
Di sisi lain, banyak siswa-siswi SMU itu yang bercita-cita menjadi MBA. Jika ditanya, maka alasannya adalah bahwa
sebagai manajer bisa jadi pimpinan, gaji besar, punya rumah bagus, nyetir mobil sendiri dan sebagainya, pokoknya
seperti eksekutif muda yang sering ditampilkan dalam aneka sinetron TV. Hampir tidak terbayangkan oleh mereka
proses panjang yang harus ditempuh seseorang dari jenjang yang paling bawah untuk sampai ke papan atas2.
Sikap jalan pintas ini, .bukan hanya menyebabkan menurunnya motivasi belajar, melainkan juga menimbulkan gaya
hidup konsumtif yang kontra produktif, yang merupakan kendala yang serius bagi para generasi muda tersebut untuk
bersaing dalam era globalisasi dan informasi yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir ini. Pada gilirannya,
bukan saja individu-individu yang bersangkutan yang bisa tersisih dari persaingan, melainkan juga seluruh bangsa ini
(jika terlalu banyak generasi muda Indonesia yang bersikap kontra produktif seperti itu).
Teori Ekologi dari Brofenbrenner
Dalam menghadapi sikap jalan pintas (banyak yang sejak SD) banyak orangtua dan guru dan pendidik yang hanya
terfokus pada sikap anak itu sendiri sebagai individu. Maka akan timbullah berbagai stigma pada anak seperti: pemalas,
tidak serius, bodoh dsb. Tindakan orangtua dan gurupun pada umumnya tidak jauh dari stigma yang diberikannya pada
anak, antara lain: memaksa, menasihati, melarang, menghukum, menyuruh anak mengikuti les tambahan dsb.
Tetapi menurut Broffenbrenner3 (dalam teori Ekologi Perkembangan Manusia), seorang individu tidak dapat dilepaskan
dari lingkungannya, sehingga perkembangan jiwanya dan seluruh sikap serta perilakunya (dari anak sampai dewasa)
harus dipahami dalam konteks lingkungan yang terdiri dari:
- Sistem Mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan pribadi individu, terdiri dari orangtua, saudara kandung,
http://sarlito.hyperphp.com
Powered by Joomla!
Generated: 6 September, 2009, 05:18
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikolog ~ Indonesian Psychologist
keluarga serumah, sekolah, guru, tempat penitipan anak, teman bermain, tetangga dan orang-orang lain yang sehari-
hari dekat dan berhubungan erat dengan individu.
- Sistem Meso, yaitu interaksi antar faktor di dalam sistem Mikro, misalnya hubungan ayah-ibu, hubungan orangtua-
guru, pergaulan antar teman dsb.
- Sistem Exo, yaitu sistem yang lebih luar, tidak langsung menyangkut diri individu namun masih besar pengaruhnya
seperti keluarga besar, polisi, POMG, dokter, koran, TV dsb.
- Sistem Makro, yaitu sistem yang paling luar dan berpengaruh langsung atau tidak langsung pada individu seperti
pemerintah, agama, tradisi, hukum, undang-undang, politik dsb.
Revolusi pada sistem Makro
Perbedaan sistem Makro pada generasi yang hidup pada tahun 1920-an dengan yang hidup pada tahun 1990-an bisa
tampil nyata kalau kita mengamati lingkungan makro orang-orang dari generasi-generasi yang berbeda itu. Angkatan 20-
an ditandai dengan kehidupan yang relatif sangat stabil dan sangat sedikit perubahan. Bupati yang menjabat di suatu
daerah bisa mencapai masa jabatan 30-40 tahun. Alun-alun, pohon beringin dan kabupaten tidak berubah sejak
seseorang lahir sampai pensiun. Hiburan (di Jawa tengah misalnya) berkisar antara tembang-gamelan Jawa, keroncong,
wayang dan ketoprak, yang digemari oleh semua orang, tua dan muda, dari generasi kakek sampai cucu. Jenis
pekerjaan juga cuma itu-itu saja: petani, buruh kasar, para tukang, pegawai pemerintah, profesional (dokter, ahli hukum)
dan bangsawan (dari camat sampai bupati).
Generasi 1940-an merasakan imbas dari revolusi global: Perang Dunia II. Jepang masuk ke Indonesia, mengusir
Belanda yang lari terbirit-birit, menjanjikan kemedekaan Indonesia melalu perang Asia Timur Raya, tetapi akhirnya
merusak semua tatanan sistem makro di Indonesia. Ketika Jepang menyerah, buru-buru Indonesia menyatakan
kemerdekaan, tetapi sempat terjadi kekosongan kekuasaan untuk beberapa saat, sebelum tentara sekutu yang
diboncengi Belanda masuk ke Indonesia dan pecahlah revolusi kemerdekaan RI. Salah satu dampaknya adalah bahwa
tiba-tiba tersedia berbagai lowongan jabatan bagi orang-orang Indonesia, mulai dari jabatan pemerintah tingkat
Gubernur ke atas, sampai jabatan-jabatan administratur perkebunan atau direksi perussahaan-perusahaan negara yang
semuanya ditinggalkan oleh Belanda setelah revolusi fisik. Bahasa Belanda dan Jepang tidak dipakai lagi, digantikan
oleh bahasa Indonesia dan sistem pendidikan nasionalpun berubah. Dengan tatanan masyarakat yang baru, terbuka
peluang untuk mobilitas sosial secara vertikal untuk seluruh lapisan sosial. Bukan hanya anak bangsawan yang bisa
mencapai pendidikan tinggi dan menduduki jabatan tinggi, tetapi anak-anak dari lapisan bawah pun punya kesempatan.
Bukan hanya laki-laki, tetapi perempuan juga bisa berkarir sampai jenjang teratas. Semua itu terjadi dalam kurun waktu
yang relatif singkat, kurang dari 10 tahun (1942-1950), jauh lebih singkat dari pada era kolonial yang stabil selama 350
tahun. Bisa dibayangkan betapa generasi ini mengalami cultural shock seperti yang pernah disinyalir oleh Alfin Toffler4.
Tetapi generasi 1960-an pun tidak bebas dari cultural shock. Di satu sisi, melalui teknologi media massa yang masih
sangat sederhana saat itu, bangsa Indonesia mulai mengenal budaya Amerika mulai dari lagu-lagu rock and roll sampai
ideologi demokrasi liberal. Di sisi lain komunisme pun makin kuat, yang mencerminkan adu kekuatan global di antara
super powers (Blok Barat dan Blok Timur) pada masa itu. Maka pecahlah revolusi lagi di Indonesia, yaitu pemberontakan
G-30-S pada tahun 1965.
Tatanan masyarakat kembali menghadapi kemungkinan perubahan besar-besaran (antara lain kekuatan politik golongan
Islam mulai mencuat setelah tertekan selama bertahun-tahun), namun pemerintah Orde Baru segera mengambil
prakarsa untuk mengendalikan jalannya kehidupan bangsa melalui suatu proses pembangunan yang terprogram dan
seragam di seluruh tanah air. Maka lahirlah generasi yang serba seragam, sesuai aturan: OSIS, KNPI, Darma Wanita,
Karang Taruna, GBHN, Trilogi pembangunan, pemilu, SD Inpress, Daftar Isian Proyek dsb. Semuanya tersentralisasi ke
Jakarta, sehingga peredaran uang pun 70% terjadi di Jakarta.
Nampaknya selama 32 tahun bangsa Indonesia berhasil maju pesat di bawah suatu sistem yang sangat tersentralisasi
dan terkendali. Akan tetapi stabilitas yang terjadi hanya semu, karena di dunia luar justru sedang terjadi revolusi besar-
besaran yang oleh Toffler dinamakan the Third Wave5, yaitu revolusi informasi melalui teknologi media massa,
telekomunikasi dan komputer (televisi, satelit, video, fax, mobile phone, internet,. dsb). Pada era informasi ini, semua
informasi bisa masuk sampai ke kamar-kamar tidur melalui teknologi media massa itu. Tidak ada lagi yang rahasia,
sehingga pemerintah pun kehilangan power-nya untuk tetap mempertahankan kekuasaan (sesuai dengan pepapatah
bahwa siapa yang mempunyai informasi, maka dialah yang akan memimpin). Akhirnya stabilitas semu ini tidak bisa
bertahan lebih jauh dan jebol pada era kirisis moneter pada pertengahan tahun 1990-an yang segera diikuti dengan
revolusi politik (reformasi) yang dampaknya masih belum selesai sampai hari ini.

;;

Web Master / Pogramer ?

 

My Blog List

Banner Teman Ku


© Copyright 2007-2008 || TempLaTe bY o-om.com
PoWereD bY bLogGer.Com || eDit bY AnDry_bLogGer